"Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama."
Pasal ke 1
Pada bait di atas memiliki makna : bila seseorang hidup tanpa agama atau beragama tapi tidak menjalankan ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama, maka orang tersebut tidak akan memiliki manfaat atau tujuan dalam hidupnya. Maka dari itu memilki agama adalah hal yang penting dalam kehidupan manusia.
Maknanya:
"Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma'rifat."
Pada bait ini memiliki makna: pentingnya manusia mengenal yang empat. Empat di sini adalah suatu ajaran, yakni mengenal Allah, mengenal diri, mengenal dunia, dan mengenal akhirat. Disebutkan bahwa jika seseorang yang empat tersebut, maka orang tersebut akan menjadi orang yang makrifat (orang yang tingkat kedekatannya dengan Tuhan lebih dari pada orang biasa, ketika orang telah mencapai tingkatan makrifat, Tuhan akan memberikan pengetahuan tentang segala hal yang ada di dunia dan juga dapat mengetahui kehendak Tuhan.
Maknanya:
"Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah."
Pada bait ini memiliki makna: pentingnya kepercayaan kepada Allah. Kepercayaan ini adalah berupa pengetahuan tentang sifat-sifat wajib Allah. Bila sudah mengenal Allah, niscaya orang tersebut tidak akan menyalah perintah dan larangan Allah, yaitu menjalankan perintahNya dan menjauhi LaranganNya.
Maknanya:
"Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri"
Pada bait ini memiliki makna: tentang pentingnya mengenal diri sendiri. Maksud dari mengenal diri, bukan hanya sekedar tahu nama, alamat, tanggal lahir, dan sebagainya, tetapi mengenal diri dalam hal ini adalah mengenal diri yang hakiki dan sedalam-dalamnya. Tahu bahwa diri ini hanya makhluk ciptaan, tahu mengapa Tuhan memberi nama seperti itu, tahu mengapa Tuhan melahirkan di tempat dan tahun seperti itu. Dan usaha mengenal diri tidak cukup 1-2 tahun saja, tetapi membutuhkan waktu yang amat lama untuk mengenal diri sendiri. Disebutkan bahwa orang yang benar-benar telah mengenali dirinya niscaya orang tersebut telah mengenal Tuhan. Pertanyaan yang tidak sukar dijawab yaitu, mengapa dikatakan bahwa orang yang mengeal dirinya berarti mengenal tuhan? Orang jawa mungkin punya jawabannya, yaitu falsafaf hidup Manunggaling Kawula Lan Gusti. Dari falsafah hidup tersebut dapat ditarik jawaban, yaitu sebab tuhan bersemayam dalam diri seseorang.
Maknanya:
"Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang teperdaya."
Pada bait ini memiliki makna: mengenal dunia dalam hal ini bukan hanya semata-mata tahu segala nama yang ada di dunia, dari nama negara, sampai nama benda terkecil di dunia. Akan tetapi mengetahui fungsi atau kegunaan dunia. Ketika seseorang telah mengenal dunia, fungsi dan kegunaannya, maka orang tersebut tidak akan tertipu dengan dunia.
Maknanya:
"Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa mengenal akhirat yaitu mengetahui bagaimana kehidupan setelah kehidupan di dunia. Ketika seseorang telah mengenal akhirat, maka ia akan tahu hal (benda atau pekerjaan) di dunia yang membawa kemudharatan, atau kejelekan.
Maknanya:
Pasal pertama ini membicarakan tentang agama atau religiusitas. Agama adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia yang memilki agama maka akan senantiasa memegang teguh yang empat, yakni mengenal Allah, diri, dunia, dan akhiratnya.
Kesimpulan:
(Sumber: Saad, Ibnu. dkk. 2015. Makna Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji. Malang: Universitas Negeri Malang)