"Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya."
Pasal ke 8
Pada bait di atas memiliki makna : bahwa berhianat merupakan perbuatan yang harus dihindari karena selain merugikan diri sendiri juga dapat merugikan orang lain sebagai korban yang dihianati.
Maknanya:
"Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa seseorang yang berani berbuat aniaya akan dirinya sendiri misalnya membohongi diri sendiri, maka tidak memberi kepercayaan pada orang tersebut karena logikanya tega berbuat demikian dengan dirinya sendiri apalagi terhadap orang lain.
Maknanya:
"Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa tidak baik jika selalu menyalahkan orang lain dan selalu mengatakan bahwa dirinya benar karena seseorang yang baik bukan melihat benar dan salahnya melainkan bagaimana memperbaiki diri untuk menjadi benar.
Maknanya:
"Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya khabar."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa seseorang tidak dapat menilai diri sendiri baik ataupun buruk karena terkadang orang lainlah yang lebih tahu sehingga menilai apakah orang baik atau buruk perilakunya.
Maknanya:
"Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripada sirik mengaku kuasa."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa seseorang yang suka menampakkan kebaikan maka sebenarnya ia telah dikuasai oleh perbuatan sirik.
Maknanya:
"Kejahatan diri sembunyikan
Kebajikan diri diamkan."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa tidak menampakkan kejahatan atau keburukan diri karena orang yang berbuat jahat pasti merugikan orang lain sehingga harus disembunyikan. Begitu juga dengan kebaikan, berbuat baik karena ingin dilihat orang lain tidak diperbolehkan karena menunjukkan bahwa kebaikan yang dilakukannya tidak tulus dan mengharapkan pamrih biasanya berupa pujian.
Maknanya:
"Ke’aiban orang jangan dibuka
Ke’aiban diri hendaklah sangka."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa larangan akan membuka aib orang lain karena sebelum membuka aib orang lain baiknya jika introspeksi diri terhadap aib yang mungkin terdapat dalam diri.
Maknanya:
Pasal kedelapan Gurindam Dua Belas ini, maka secara keseluruhan fasal kedelapan ini mengandung makna nasihat agar terhindar dari perbuatan tercela yang dilakukan oleh diri sendiri maupunyang dilakukan oleh orang lain. Selain itu, fasal ini juga mengungkapkan bahwa kita hendaknya tidak menampakkan kebaikan diri sendiri atau sombong juga tidak gemar membuka aib orang lain.
Kesimpulan:
(Sumber: Saad, Ibnu. dkk. 2015. Makna Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji. Malang: Universitas Negeri Malang)