"Jika hendak mengenal orang berbangsa

Lihat kepada budi dan bahasa."

Pasal ke 5

Pada bait di atas memiliki makna : bahwa jika kita hendak mengenal seseorang yang berbangsa dan mulia, maka hendaknya melihat budi dan bahasanya. Semakin baik budi dan bahasa pada seseorang maka akan semakin memperlihatkan bahwa ia adalah orang yang berbangsa atau yang mulia.

Maknanya:

"Jika hendak mengenal orang yang berbahagia

Sangat memeliharakan yang sia-sia."

Pada bait ini memiliki makna: bahwa jika kita ingin menjadi orang yang berbahagia, maka hendaknya tidak menyianyiakan sesuatu. Orang yang tidak menyianyiakan sesuatu, baik waktu, kesempatan, dan sebagainya, maka hidupnya akan menjadi bahagia karena ia menghargai setiap apa yang diberikan kepadanya dan tidak membiarkannya sia-sia.

Maknanya:

"Jika hendak mengenal orang yang mulia

Lihatlah kepada kelakuan dia."

Pada bait ini memiliki makna: bahwa jika ingin seseorang yang mulia, dapat dilihat dari kelakuannya. Orang-orang yang mulia dalam hidupnya pasti akan melakukan hal-hal yang baik serta berperilaku yang benar dan tidak menyimpang dari norma-norma.

Maknanya:

"Jika hendak mengenal orang yang berilmu

Bertanya dan belajar tiadalah jemu."

Pada bait ini memiliki makna: bahwa seseorang yang memiliki ilmu atau pandai tidak akan pernah jemu untuk mencari pengetahuan baru dari bertanya maupun dengan belajar. Orang yang berilmu akan terus merasa haus akan pengetahuan-pengetahuan yang baru. Maka jika hendak menjadi orang yang berilmu, kita hendaknya tidak jemu bertanya maupun belajar.

Maknanya:

"Jika hendak mengenal orang yang berakal

Di dalam dunia mengambil bekal."

Pada bait ini memiliki makna: bahwa seseorang yang di dunianya berakal pasti telah banyak mempersiapkan bekal untuk kehidupannya di akhirat kelak. Bekal yang disiapkan tersebut dapat berupa berupa amal ibadah yang baik.

Maknanya:

"Jika hendak mengenal orang yang baik perangai

Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai."

Pada bait ini memiliki makna: bahwa jika kita ingin melihat seseorang memiliki perilaku yang baik atau tidak, maka kita bisa melihat dengan siapa ia berkumpul. Seseorang yang baik perangainya tentu akan berkumpul dengan orang-orang yang baik pula perangainya.

Maknanya:

Pasal kelima dalam Gurindam Dua Belas ini mengatur tentang tata cara dalam berperilaku. Seseorang yang mulia dapat dilihat dari budi dan bahasanya, untuk itu kita harus memperbaiki budi dan bahasa agar menjadi orang yang mulia. Seseorang yang ingin berbahagia maka hendaknya tidak menyianyiakan sesuatu. Orang yang mulia adalah orang yang berperilaku baik. Jika hendak menjadi orang yang berilmu maka hendaknya tidak pernah jemu bertanya dan belajar. Seseorang yang berakal dan berilmu tersebut kemudian dalam hidupnya akan mempersiapkan bekalnya di akhirat kelak. Dan orang-orang yang baik perangainya tersebut dapat dilihat dari dengan siapa ia berkumpul dan berteman.

Kesimpulan:

(Sumber: Saad, Ibnu. dkk. 2015. Makna Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji. Malang: Universitas Negeri Malang)