"Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta."
Pasal ke 7
Pada bait di atas memiliki makna : larangan agar tidak banyak bicara terlebih lagi tidak ada bukti yang sesuai dengan perkataannya sehingga lebih baik sedikit bicara namun terbukti dari perilakunya daripada banyak bicara namun tidak pernah sekalipun terbukti dari sikap maupun perilakunya.
Maknanya:
"Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka."
Pada bait ini memiliki makna: larangan agar tidak berlebihan dalam menyukai sesuatu karena jika kehilangan, maka hati akan merasa sedih. Namun, bukan berarti tidak boleh menyukai hanya menasihati agar menyukai dengan sewajarnya saja dan tidak berlebihan.
Maknanya:
"Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa teliti merupakan sikap yang penting terutama dalam bekerja karena bekerja dengan teliti akan memperoleh rasa puas dengan apa yang dihasilkan ketimbang bekerja tanpa ketelitian.
Maknanya:
"Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa peran orang tua sangat penting dalam mendidik anaknya karena cara orang tua mendidik anaknya mempengaruhi sikap dan perilaku anaknya ketika dewasa kelak.
Maknanya:
"Apabila banyak mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa agar mengintrospeksi diri karena belum tentu orang yang dihina atau dijelek-jelekkan lebih buruk. Sehingga sebelum melihat perilaku buruk orang lain sebaiknya peduli terhadap keburukan diri sendiri dan segera memperbaikinya.
Maknanya:
"Apabila orang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa terlalu banyak tidur merupakan perbuatan yang harus dihindari karena umur yang semakin bertambah seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga tidak melulu digunakan untuk tidur.
Maknanya:
"Apabila mendengar akan khabar
Menerimanya itu hendaklah sabar."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa seringkaliseseorang yang mendengar kabar (terutama kabar buruk) akan merasakan kesedihan sehingga perlu adanya sikap sabar dalam menerima kabar yang diberikan tersebut.
Maknanya:
"Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa ketika mendengar seseorang yang mengadu membicarakan keburukan orang lain, maka patut untuk curiga (cemburu). Karena orang yang mengadu biasanya menghendaki agar orang yang dibicarakan dibenci oleh pendengarnya.
Maknanya:
"Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa seseorang yang berkata dengan lemah lembut, maka segeralah semua orang untuk meneladani sikap lemah lembutnya itu. Artinya bahwa lemah lembut merupakan sikap yang patut untuk diteladani karena terpuji.
Maknanya:
"Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa jika berkata-kata kasar maka segeralah untuk menegur bahkan memarahi orang yang berkata kasar tersebut agar tidak berkata kasar lagi. Karena perkataan kasar yang diucapkan akan menyakiti perasaan orang lain jika mendengarnya.
Maknanya:
"Apabila pekerjaan amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar."
Pada bait ini memiliki makna: bahwa pekerjaan yang sudah benar maka tidak diperbolehkan untuk berbuat onar atau mengacaukannya karena pekerjaan yang dilakukan seseorang pasti membutuhkan usaha yang keras sehingga harus menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain.
Maknanya:
Pasal ketujuh Gurindam Dua Belas ini dapat disimpulkan bahwa fasal ketujuh ini mengandung nasihat untuk membangun akhlak dan budi pekerti yang baik. Akhlak dan budi pekerti yang baik tersebut hendaknya telah diajarka orang tua kepada anaknya sejak kecil dan sebaik mungkin. Hal ini dimaksudkan agar kelak, kelakuan anak tersebut tidak menyusahkan orang tuanya sendiri.
Kesimpulan:
(Sumber: Saad, Ibnu. dkk. 2015. Makna Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji. Malang: Universitas Negeri Malang)