"Hati itu kerajaan di dalam tubuh

Jikalau zalim segala anggota pun rubuh."

Pasal ke 4

Pada bait di atas memiliki makna : bahwa menjaga hati adalah hal yang sangat penting. Jika hati kita terpelihara dari yang buruk-buruk, maka segala yang kita perbuat pastilah hal yang baik. Jika hati kita tidak terpelihara dari yang buruk-buruk niscaya kita sulit terhindar dari perilaku buruk. Untuk itu, menjaga hati adalah hal yang sangat penting karena hati adalah kerajaan di dalam tubuh.

Maknanya:

"Apabila dengki sudah bertanah

Datanglah daripadanya beberapa anak panah."

Pada bait ini memiliki makna: betapa ruginya orang yang memiliki sifat dengki. Seseorang yang memiliki sifat dengki di dalam hatinya akan merasakan rugi karena sifatnya itu sendiri. Orang yang dengki tidak akan pernah merasa puas terhadap apa yang didapatkannya dan selalu iri terhadap keberuntuntungan orang lain, maka dari itu hidupnya akan selalu diiringi rasa cemas dan marah sehingga tidak merasa bahagia.

Maknanya:

"Mengumpat dan memuji hendaklah pikir

Di ditulah banyak orang yang tergelincir."

Pada bait ini memiliki makna: bahwa dalam berbicara hendaknya kita berpikir dahulu. Apa yang sudah kita bicarakan tidak dapat ditarik kembali. Oleh karena itu, dalam berbicara kepada orang lain hendaknya dipikiran dulu apakan omongan kita bermanfaat atau tidak, sebelum kita celaka karena omongan yang kita bicarakan kepada orang lain.

Maknanya:

"Pekerjaan marah jangan dibela

Nanti hilang akal di kepala."

Pada bait ini memiliki makna: bahwa menahan amarah adalah hal yang penting. Hal ini disebabkan karena amarah adalah suatu hal yang sia-sia. Dalam menyelesaikan masalah misalnya, kita hendaknya bisa menghindari amarah agar bisa berpikir dengan jernih dan perbuatan yang dilakukan menjadi tidak sia-sia.

Maknanya:

"Jika sedikitpun berbuat bohong

Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung."

Pada bait ini memiliki makna: bahwa kebohongan adalah hal yang tidak dapat ditutupi. Sekali seseorang berbuat kebohongan maka sedikit apapun dustanya akan terus nampak di mata orang lain. Oleh karena itu, hendaknya kita menghindari berbohong kepada orang lain walaupun sedikit.

Maknanya:

"Tanda orang yang amat celaka

Aib dirinya tiada ia sangka."

Pada bait ini memiliki makna: betapa buruknya jika seseorang tidak sadar akan kesalahannya sendiri sampai harus diingatkan oleh orang lain. Kita sudah selayaknya menyadari jika perbuatan kita adalah perbuatan yang salah dan segera memperbaiki diri. Jangan sampai kita tidak sadar diri dan harus diingatkan orang lain bahwa perbuatan yang kita lakukan adalah perbuatan yang salah.

Maknanya:

"Bakhil jangan diberi singgah

Itulah perompak yang amat gagah."

Pada bait ini memiliki makna: bahwa seseorang yang memiliki sifat bakhil atau pelit justru akan banyak kehilagan hartanya. Sebaliknya orang yang dermawan atau suka memberi akan diberikan imbalan lebih dari Allah SWT berupa rezeki yang lebih banyak lagi.

Maknanya:

"Barang siapa yang sudah besar

Janganlah kelakuannya membuat kasar."

Pada bait ini memiliki makna: bahwa ketika kita sudah besar, dalam artian telah mengerti mana yang baik dan mana yang buruk, maka hendaknya kita dapat menjaga perbuatan kita. Maka semakin dewasa umur kita, hendaknya semakin baik pula kita dapat mencegah perbuatan yang buruk dan tidak berguna.

Maknanya:

"Barang siapa perkataan kotor

Mulutnya itu umpama ketor."

Pada bait ini memiliki makna: pentingnya menjaga kata-kata yang hendak kita ucapkan. Kita hendaknya menghindari perkataan kotor dan menjaga kelakuaan serta kata-kata kita agar tetap halus, baik, dan bersih.

Maknanya:

"Di manatah tahu salah diri

Jika tidak orang lain yang berperi."

Pada bait ini memiliki makna: bahwa jika kita melakukan perbuatan yang salah maka hendaknya kita segera meminta maaf. Orang yang meminta maaf pastilah akan mendapatkan maaf dan kasih sayang dari orang lain.

Maknanya:

"Pekerjaan takbur jangan direpih

Sebelum mati didapat juga sepih."

Pada bait ini memiliki makna: bahwa kita hendaknya menghindari pekerjaan yang haram. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan yang haram akan menghasilkan rezeki yang haram pula, dan rezeki haram yang mengalir dalam tubuh kita tidak akan menjadi berkah. Selain itu, orang yang pekerjaannya haram cenderung akan merasa cemas dan tidak bahagia dalam hidupnya.

Maknanya:

Pasal keempat dari Gurindam Dua Belas ini mengandung makna tentang pentingnya menjaga perilaku dan perkataan. Selain itu juga pentingnya dalam menjadi hati karena hati adalah kerajaan di dalam tubuh. Jadi, jika hati, perilaku, dan perkataan seseorang terjaga, maka ia adalah termasuk orang yang mulia.

Kesimpulan:

(Sumber: Saad, Ibnu. dkk. 2015. Makna Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji. Malang: Universitas Negeri Malang)